Corona Tidak Sesangar HIV/AIDS, Tapi Bisa Sangat Berbahaya Jika Terus Ditutup-tutupi

Virus corona baru atau yang dikenal Covid-19 dinilai tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan HIV-AIDS. Namun virus ini akan menjadi sangat berbahaya jika pemerintah Indonesia terus menutupi informasi mengenai sebaran virus dari Wuhan, China itu di Indonesia.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri merilis bahwa virus corona sudah terdeteksi di 59 negera dengan 86.927 orang terjangkit pada Minggu pagi (1/3). Di mana sudah ada 2.976 orang meninggal dunia.

Namun begitu ada juga puluhan ribu orang telah berhasil disembuhkan. Artinya, Covid-19 bukan virus yang sangar seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang penderitanya masih gagal disembuhkan.

Artinya, setiap orang yang sudah memiliki gejala corona sebenarnya bisa langsung ditangani dan berpotensi sembuh sebagaimana puluhan ribu orang yang berhasil disembuhkan tersebut.

Begitu kata Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi menanggapi klaim pemerintah bahwa Indonesia zero corona. Adhie Massardi ragu dengan klaim tersebut, sebagaimana juga PM Australia Scott Morrison yang telah menyatakan tidak percaya pada klaim Indonesia.

"Sebetulnya virus corona memang bukan virus sangar model HIV/AIDS. Jika begitu ada gejala langsung ditangani, InsyaAllah cepat sembuh," kata mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu di akun Twitter pribadinya @AdhieMassardi.

Menurutnya, virus corona bisa menjadi berbahaya jika pemerintah Indonesia menutupi terhadap seseorang yang tersuspect corona. Sebab, hal itu bisa membuat sebaran corona semakin menjadi-jadi tanpa terdeteksi.

"Menjadi berbahaya bila ditutup-tutupi sehingga virus nyerang organ-ogan tubuh (dan orang) lain. Maka kejujuran (pemerintah) menjadi kunci sangat penting," katanya.