Satgas Pangan dan Pemkot Singkawang Sidak Sembako

Satgas Pangan Polres Singkawang bersama Disperindag melakukan sidak ke sejumlah pasar dan apotek di dalam Kota Singkawang, Jumat (20/3).


Temuan mereka beragam, sebagian komoditas misalnya gula mengalami kenaikan harga karena kurangnya pasokan. Begitupula masker, hanya beberapa apotek yang tersedia, tengah menanti pengiriman dari suplier.

Namun, secara garis besar, stok pangan di Kota Singkawang mencukupi dan masyarakat diimbau untuk tidak Panic Buying atau tidak gegabah dan memborong sembako.

Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Tri Prasetiyo mengatakan, menyikapi status KLB Covid-19 yang ditetapkan Pemkot Singkawang, pihaknya langsung melakukan pengecekan dan pemantauan langsung di lapangan mengenai ketersediaan dan harga sembako.

“Sidak ini juga merupakan kegiatan rutin yang kami laksanakan untuk menjaga stabilitas baik harga maupun stok yang tersedia di pasaran,” katanya.

Berdasarkan hasil pengecekan, katanya, sementara ini belum ditemukan hal-hal yang signifikan, selain berkurangnya stok gula pasir di Pasar Tradisional.

“Mungkin dikarenakan stok gula pasir sedikit, sehingga mengakibatkan harga sedikit naik,” ujarnya.

Dari Polres Singkawang mengimbau ke masyarakat maupun pedagang, agar tetap menjaga ketersediaan dan harga gula pasir agar tetap berada dibawah harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, karena kami akan terus melakukan pengecekan di lapangan,” ungkapnya.

Kepala Disperindagkop dan UKM Singkawang, Muslimin mengatakan, secara umum bahan pokok di pasaran masih dalam kondisi normal dan stabil.

“Harapan kita kepada masyarakat, jangan Panic Buying karena kami bersama pihak kepolisian akan terus memantau agar ketersediaan maupun harga masih tetap bisa dijangkau oleh masyarakat,” katanya.

Permasalahannya saat ini hanya pada bahan pokok gula pasir. Berdasarkan pengecekan di beberapa toko, harga bervariasi dari Rp16.000-Rp18.000 per Kilogram.

“Kendalanya bukan berada di Singkawang, tapi kendalanya sudah kita ketahui bahwa informasi dari Bulog Jakarta bahkan Kemendag sendiri mengatakan bahwa ketersediaan gula pasir berpangaruh dengan impor dan penunjukan distributor utama dari Jakarta,” ujarnya. 

Berdasarkan informasi terakhir, gula pasir kemungkinan akan kembali normal pada minggu pertama bulan April 2020.