Warga Sekitar Tolak Rusunawa Dijadikan Rumah Karantina

Pemkot Pontianak mewacanakan Rusunawa untuk dijadikan Rumah Karantina. Mendengar wacana tersebut masyarakat Nipah Kuning Dalam, menolak rencana pemerintah tersebut.


Wakil Walikota Pontianak, Bahasan dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Handanu serta Camat dan Lurah melakukan mediasi dan sosialisasi kepada warga Nipah Kuning di Masjid yang masih dalam tahap pembangunan di Jalan Nipah Kuning Dalam, Pontianak, yang dikawal oleh Kapolsek dan Danramil, Minggu (12/4).

Mediasi tersebut dihadiri oleh beberapa perwakilan warga yang menyampaikan aspirasi dan reaksi dari warga Nipah Kuning tentang Rusunawa yang rencananya akan dijadikan Rumah Karantina.

Salah satu warga yang juga merupakan ketua RT 03/RW 04 Nipah Kuning, ikut menyampaikan aspirasi pada mediasi tersebut mengungkapkan warga desa Nipah Kuning menolak rencana pemerintah tersebut.

"Kami menolak Rusunawa di daerah kami ini, dijadikan tempat karantina pasien corona. Kami bukan mengucilkan pasien. Tapi janganlah pemerintah mengorbankan kami yang jumlahnya lebih ramai ini, demi pasien," kata Hendra.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sigid Handanu, menjelaskan kepada masyarakat tentang penularan dan standar operasional prosedur penanganan pasien yang terkait corona, termasuk cara pencegahan penularan Covid-19.

Wakil Walikota Pontianak, Bahasan, menjelaskan, bahwa Pemkot belum memutuskan penggunaan Rusunawa Nipah Kuning Dalam menjadi pusat karantina pasien corona.

"Kemarin itu Wali Kota baru meninjau. Belum memutuskan. Baru mengkaji, jadi bukan berarti besok atau lusa ODP sudah dipindahkan ke sana," ujar Bahasan.

Menurutnya pemkot Pontianak sedang mencari lokasi karantina mandiri bagi warga yang berstatus ODP.

Masih kata Bahasan, warga yang ODP maupun OTG, itu diminta untuk karantina, isolasi diri di rumah masing-masing. Tapi banyak yang bandel. Terlebih masih banyak warga yang tak mempedulikan anjuran pemerintah untuk menjaga jarak fisik atau physical distancing, maupun menggunakan masker. Maka mau dicarikan tempat, agar pengawasan terhadap mereka lebih ketat.

Mendengarkan penjelasan tersebut, Hendra menegaskan tidak mengucilkan atau mendiskriminasi pasian, bukan pasiennya tapi virusnya.

"Letaknya terlalu dekat dengan permukiman warga, kalau tempat isolasinya tidak dekat dengan rumah warga, itu sah-sah saja dan kami tidak akan menolak," jelas Hendra.

Selain membahayakan warga desa Nipah Kuning, Hendra juga menyayangkan tindakan pemerintah karena tidak melakukan koordinasi terlebih dahulu ke warga bahkan ke tokoh masyarakat Nipah Kuning atas rencana menjadikan Rusunawa sebagai Rumah Karantina Covid-19.

"Pemerintah tidak melakukan koordinasi dan konfirmasi ke kami, sudah ada reaksi dari warga, barulah ada sosialisasi seperti ini kan. Tapi bagaimana pun kami tetap menolak walaupun disosialisasikan dari awal, karena ini daerah permukiman, padat penduduk," tegas Hendra.