Edi Harap Siswa Jadi Duta Protokol Kesehatan

Sebanyak 30 siswa Kelas IX SMPN 1 Pontianak mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan, Selasa (1/9).


Dari jumlah tersebut, siswa dibagi menjadi dua kelas. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menjelaskan kegiatan simulasi ini sebagai uji coba penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

"Hari ini kita lakukan uji coba untuk dua mata pelajaran selama dua jam proses penerapan protokol kesehatan," ujarnya.

Para siswa sebelum memasuki kelas, terlebih dahulu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir yang sudah disediakan pihak sekolah. Setelah mencuci tangan, siswa wajib diukur suhu tubuhnya pada alat yang sudah disiapkan di depan pintu masuk sekolah.

"Kita ingin memastikan guru dan para siswa sehat sehingga akan dimonitor secara terus-menerus," ungkapnya.

Edi berharap para siswa bisa menjadi contoh atau duta protokol kesehatan di sekolah bagi lingkungan maupun teman-temannya.

"Bagaimana kita tetap produktif akan tetapi tetap aman dari penyebaran pandemi Covid-19," katanya.

Selama proses simulasi berjalan, Edi menilai secara umum sudah cukup baik. Namun ia meminta para siswa tidak hanya asal mencuci tangan tetapi mengikuti petunjuk protokol kesehatan

"Kalau mereka sudah terbiasa menerapkan protokol kesehatan, maka kegiatan pembelajaran tatap muka di kelas bisa berjalan lancar," imbuhnya.

Dirinya menilai fasilitas SMPN 1 Pontianak sudah siap termasuk rambu-rambu atau papan petunjuk dalam menjalankan protokol kesehatan. Tak kalah pentingnya, kata dia, kepala sekolah dan guru yang ada di sekolah bisa mengawasi anak didiknya dalam mematuhi protokol kesehatan.

"Untuk aktivitas tatap muka secara resmi akan kita lihat ke depan," sebutnya.

Edi menambahkan, dalam proses uji coba ini juga melibatkan komite sekolah dan orang tua siswa. Sehingga jangan sampai ada pemaksaan, jika ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya mengikuti proses uji coba ini maka akan diberikan kelonggaran.

"Proses pembelajaran tetap akan dilakukan secara tatap muka dan daring," tuturnya.

Kepala SMPN 1 Pontianak, Yuyun Yuniarti menerangkan, sebelum melakukan uji coba, pihaknya terlebih dahulu mengisi daftar periksa kesiapan sekolah yang memang ada di laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

"Salah satunya adalah sarana cuci tangan pakai sabun sampai pada pengaturan duduk dan sebagainya.Termasuk SOP yang sudah dikeluarkan oleh Kemendikbud," terangnya.

Setelah itu, lanjut dia, sekolah juga menyebarkan kuisioner kepada peserta didik dan orang tua tentang pemetaan kesehatan mereka. Dengan demikian pihaknya sudah memiliki data, siapa saja siswa yang punya penyakit bawaan dan sebagainya.

"Itu sebagai data awal bagi kami untuk mengundang orang tua, selanjutnya mereka diminta menyatakan kesediaannya atau mengizinkan putra-putrinya mengikuti pembelajaran tatap muka," ucap Yuyun.

Pihak sekolah juga menyiapkan sarana dan prasarana di sekolah, diantaranya tempat cuci tangan yang sangat memadai di setiap kelas, persediaan masker, face shield dan hand sanitizer. Dirinya menyebut pengaturan jadwal bagi siswa juga sudah disusun. Semula dalam satu kelas berjumlah 32 siswa, sekarang dikondisikan maksimal menjadi 50 persen dari jumlah tersebut setiap kelasnya.

"Sehingga kita perlu pengaturan jadwal dan sebagainya mengingat keterbatasan jumlah guru," katanya.

Pada simulasi ini hanya menggunakan sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 30 siswa. Sementara dari 273 siswa kelas IX, 83 persennya sudah menyatakan kesiapannya mengikuti pembelajaran tatap muka di kelas. Sebelumnya pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan orang tua siswa melalui video conference dengan perwakilan Paguyuban Kelas. Kemudian paguyuban kelas akan meneruskan informasinya ke grup Whatsapp Paguyuban.

"Untuk selanjutnya mendata siswa yang bersedia atau disetujui orang tuanya untuk mengikuti belajar tatap muka di kelas," paparnya.

Alicia Eva Adena, siswi kelas IX SMPN 1 Pontianak mengungkapkan ada perasaan rindu dengan teman-teman sekolahnya karena sekian lama tidak bertemu selama masa pandemi.

"Ada rasa rindu bertemu teman-teman di sekolah," ungkapnya.

Diakuinya, ada suka duka selama belajar melalui online atau daring. Susahnya ketika belajar dari rumah terkadang ada perasaan bosan karena tidak bertemu teman-teman sekelas.

"Senangnya kalau belajar secara online dari rumah tidak terlalu stress," kata Alicia yang juga sebagai Wakil Ketua OSIS SMPN 1 Pontianak.

Sebelum dimulainya simulasi, lanjut Alicia, para siswa sudah diberitahukan tentang protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Misalnya pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Ditanya kesiapannya mengikuti simulasi belajar tatap muka di kelas, dirinya menyatakan siap.

"Saya siap mengikuti simulasi ini," pungkasnya.