Bidan Sebagai Profesi Kesehatan Strategis

Ketua Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Kalimantan Barat, Urai Rosdiana mengatakan kekompakan dan kerjasama tim sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan IBI kedepan yang komplek.


“Salah satunya adalah bertambahnya anggota IBI yang cepat sekali,” katanya saat menghadiri Muscab VI IBI Singkawang di kantor Wali Kota Singkawang, Sabtu (7/3).

Ia mengatakan di Kalimantan Barat dari 14 cabang diuraikan lagi menjadi 105 ranting. Pada tahun 2019 hasil mapping keanggotaan bidan berjumlah 5.707 orang.

“Yang bekerja di rumah sakit 862 orang, di puskesmas 2.608 orang, yang bekerja di institusi pendidikan 135 orang dan di Dinas Kesehatan 117 orang,” ujarnya.

Selain itu yang bekerja di puskesmas pembantu 1.288 orang, praktek mandiri 518 orang, klinik perusahaan 85 orang dan bekerja diluar bidang kesehatan 94 orang.

“Jumlah anggota yang banyak akan menjadi kekuatan organisasi apabila dikelola dengan baik, namun bisa juga sebaliknya,” katanya.

Profesi bidan, kata Dia, sebagai profesi kesehatan strategis, memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana yang tersebar dan dapat diakses seluruh masyarakat di Indonesia.

“Bidan memiliki tugas penting meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas,” ujarnya.

Penyiapan generasi berkualitas dimulai sejak dini, sejak sebelum hamil, pengawasan saat hamil, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, asuhan bayi lahir dan balita, kesiapan menjadi orangtua serta pemenuhan gizi bayi dan balita sangat menentukan kualitas anak sebagai generasi penerus masa depan.

Ia mengajak kepada seluruh bidan untuk bersama menjaga, merawat organisasi profesi IBI.

“Kita tumbuh kembangkan IBI sebagai organisasi profesi yang bermartabat sejajar dengan organisasi profesi lain maupun organisasi tingkat dunia,” ajaknya.