Bupati Muda: Masa Depan Ada di Desa

Pemerintah Kabupaten Kubu Raya terus berkomitmen membangun desa. Upaya memperkuat desa didasari indikator Indeks Desa Membangun dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs).


“Bagaimanapun desa jelas menjadi komitmen kita. Karena kabupaten itu semuanya desa,” tegas Bupati Kubu Raya saat membuka kegiatan Forum Lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kubu Raya di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Rabu (4/3).

Forum Lintas SKPD merupakan forum sinkronisasi antara hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Musrenbang RKPD) yang telah dilaksanakan oleh kecamatan dengan program prioritas yang dilaksanakan oleh perangkat daerah di tingkat kabupaten.

Muda menerangkan, pergerakan ekonomi di desa menjadi agregat pertumbuhan ekonomi di kabupaten. Termasuk juga indeks pembangunan manusia dan sebagainya. Karena itu, ia menyebut pembangunan dan pergerakan dari bawah yakni desa-desa merupakan keniscayaan.

“Bagi Kubu Raya jangan ditanya soal komitmen ini. Otonomi desa kita cantumkan di dalam misi kita. Kita sebut otonomi desa. Itu konteks penegasan yang tidak main-main. Kalau sudah sebut otonomi desa, itu berarti kita sudah memandang desa bukan sekadar sub-ordinat atau objek. Tapi jelas dia pelaku, subjek, bagi penguatan daerah. Karena itu, kita menghargai desa dan membuat langkah-langkah yang mendarat langsung ke desa-desa,” tegasnya memaparkan.

Muda menilai pemetaan dan pengklasifikasian status desa sebagai hal penting namun bukan yang terpenting. Sebab yang utama menurutnya adalah substansi nyata performa desa di lapangan. Ia menilai upaya mengejar status desa sebagai hal yang baik tapi tidak boleh sekadar formalitas.

“Mengejar status desa oke. Tapi yang terpenting substansinya. Yaitu bagaimana kita membuat secara substansi tadi kemandirian pangan yang paling utama. Biarpun statusnya desa berkembang, tapi mandiri pangan maka sebenarnya desa itu jauh lebih aman dan memberikan kebaikan,” jelasnya.

Lebih jauh ia mengajak semua pihak untuk meluruskan perspektif tentang desa. Dirinya menegaskan, desa adalah masa depan. Alih-alih masa lalu. Karena itu jangan sampai desa ditinggalkan. Sebab di desalah terdapat sumber pangan, sumber air, peradaban, dan kearifan lokal.

“Kota itu penikmat saja. Kota kalah derajat dengan desa. Kenapa? Karena orang desa itu produsen dan orang kota konsumen. Termasuk inflasi, yang menentukan ada di desa. Kota hanya tinggal menghitungnya,” terangnya.

Terkait hal itu, Muda mengajak untuk mencegah urbanisasi. Yakni pergeseran orang dari desa ke perkotaan. Dirinya berharap seiring waktu semakin banyak yang sadar untuk kembali ke desa. Termasuk anak-anak muda yang ia minta tidak silau dengan glamornya perkotaan.

“Semoga anak-anak muda tidak terbius hanya di perkotaan. Mudah-mudahan kaum muda kita banyak yang kreatif dan memperkuat sumber daya potensi lokal dengan potensi ekonomi kreatifnya. Inilah yang kita giring,” ujarnya.