Harga Karet Kembali Anjlok Dampak Wabah Virus Corona

Harga karet di Kabupaten Sekadau kembali anjlok.Turunnya harga karet ini dikarenakan kian mewabahnya virus Corona di beberapa negara tujuan ekspor, khususnya China.


Di Kabupaten Sekadau, harga karet saat ini berkisar Rp6.000 per kilogram.

Daud (50), warga Dusun Semaong, Kelurahan Desa Peniti, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau mengaku, harga jual karet di desanya berkisar Rp6.000 per per kilogramnya.

Menurut dia, dengan mengandalkan satu hektar lahan karet sendiri dan satu hektar lahan bagi hasil dengan pemiliknya, dalam satu minggu terkadang dia mengantungi pendapatan hanya Rp500 ribu per minggu.

“Dalam seminggu kadang dari menyadap karet dapat 200 kilogram. Pendapatan dari menjual karet ini harus bagi hasil dengan pemilik lahan tempat kami menyadap karet,” kata Daud kepada Kantor Berita RMOLKalbar, Selasa (31/3/).

Sebelumnya, pada pekan pertama di bulan Desember 2019 lalu, harga karet, di Kelurahan Desa Peniti, Kecamatan Sekadau Hilir,Kabupaten Sekadau, harga Karet paling tinggi menembus angka Rp8000 per kilogram.

Dengan harga getah karena seperti itu membuat galau petani karet setempat. Sebab turunnya harga karet dirasa petani membuat penghasilan mereka jauh berkurang.

“Bukan turun Pak, tapi terjun, sekarang hanya Rp6000 per kilogram,” kata Andi, salah satu petani setempat.

Dengan turunnya harga karet diakui Andi bahwa omsetnya turun drastis hingga 25 persen, belum lagi hujan yang kerap turun pada malam hari

“Sudah turun, produksi karet juga berkurang karena sering ditimpa hujan. Kami hanya pasrah hadapi kondisi ini, dan percuma juga meminta pemerintah untuk menaikan harga karet , kami hanya minta kepada pemerintah untuk menekan harga kebutuhan pokok,” harapnya.

Keluhan sama diutarakan Man, petani karet asal Ketiur Kecamatan Sekadau Hulu.

“Harapan kami ada upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi getah kami dengan memberikan pupuk atau penyuluhan kepada petani karet supaya meski harganya murah namun produksi melimpah,” harapnya.