Muda Optimis Stunting di Kubu Raya Turun di Angka Enam Persen

Foto/Prokopim
Foto/Prokopim

Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan bertemu dengan 496 ketua kader Posyandu di Qubu Resort Kubu Raya, Selasa (18/10). 


Pertemuan tersebut terjadi dalam kegiatan Temu Kader Kesehatan dalam rangka Revitalisasi Peran dan Tugas Kader Posyandu Bayi Balita se-Kabupaten Kubu Raya. 

Bupati Muda menilai pertemuan dengan para ketua kader Posyandu merupakan langkah strategis. Sebab dapat menjadi ajang penguatan dan konsolidasi di mana nantinya Posyandu dapat berkolaborasi dengan PKK, PAUD, pemerintah kecamatan, hingga pemerintah desa.

“Jujur saya katakan, kader Posyandu ini kita andalkan paling depan. Karena mereka ini posisinya paling dekat dengan masyarakat dan sehari-harinya mengetahui kondisi ibu hamil dan bayi balita di wilayah kerjanya masing-masing,” kata Muda Mahendrawan. 

Muda mengungkapkan angka stunting di Kubu Raya sejak tahun 2019 terus mengalami penurunan. Di mana angka stunting di tahun 2019 sebesar 23,60 persen turun menjadi 13,40 persen pada tahun 2020, dan pada tahun 2021 kembali turun 5,5 persen menjadi 7,9 persen. Melihat data tersebut, dirinya optimistis stunting di Kubu Raya pada tahun 2022 dapat kembali turun ke angka 6 persen. 

“Kita yakin dengan digerakkannya ratusan ketua kader Posyandu ini semua ibu hamil bisa terperiksakan dan bayi balita bisa ditimbang dengan baik,” ucapnya.

Muda menerangkan berdasarkan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) pada Desember 2021, jumlah balita pendek dan sangat pendek di Kabupaten Kubu Raya sebesar 7,9 persen. Turun secara signifikan dibandingkan tahun 2020 yaitu sebesar 13,40 persen. 

"Angka tersebut sudah berada di bawah target nasional yaitu 14 persen. Ini merupakan pencapaian yang sangat baik dan menandakan bahwa kita sudah on the track dalam upaya menuju zero stunting," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan mengatakan pertemuan dengan 496 ketua kader Posyandu yang tersebar di 20 puskesmas dari 9 kecamatan ini digelar untuk merevitalisasi peran dan tugas Posyandu dalam menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi/balita (AKB) di Kubu Raya. Marijan mengaku bangga dengan semangat kader Posyandu yang komit memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. 

“Untuk itu, saya mendapatkan amanah dari Pak Bupati untuk bisa menghadirkan kader-kader kesehatan di tempat ini,” kata Marijan.

Marijan berharap dengan adanya pertemuan, semua kader kesehatan bisa melakukan langkah percepatan untuk menurunkan AKI, AKB, gizi buruk, dan stunting. Dirinya juga berharap para kader posyandu dapat mengawal seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan ibu hamil dengan memberikan makanan tambahan. Untuk itu, dirinya meminta kepada kader kesehatan agar bisa mendata ibu hamil yang ada di masing-masing desa dan dusun. 

“Sehingga langkah awal untuk menurunkan AKI dan AKB, gizi buruk, dan stunting ini bisa sedini mungkin dilakukan melalui deteksi dan mengatasi langsung melalui proses persalinan yang baik dan benar,” jelasnya.

Marijan menyatakan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam kebijakannya selalu mencari formula strategis yang solutif. Satu di antaranya melalui program Selasa-Jumat (Salju) Terpadu. Salju Terpadu merupakan program untuk mengoptimalkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan.

“Yakni dengan kunjungan petugas kesehatan ke rumah-rumah warga alias sistem jemput bola. Di mana pada hari Selasa dilakukan pelayanan kesehatan keluarga. Seperti pemeriksaan ibu hamil, balita, imunisasi, pemberian vitamin, KB, kandungan, dan persalinan. Adapun di hari Jumat diberikan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit menular dan tidak menular," ucapnya.