Optimalkan Pembangkit Ramah Lingkungan, PLN Kalbar Dorong Penggunaan Energi Baru Terbarukan

Foto/Humas PLN UIW Kalbar
Foto/Humas PLN UIW Kalbar

Upaya penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan untuk pembangkit listrik menjadi salah satu pilihan utama PLN Kalbar dalam alternatif pemenuhan kebutuhan tenaga listrik, baik di sistem interkoneksi maupun sistem-sistem isolated, demikian yang diungkapkan oleh General Manager PLN Kalbar, Ari Dartomo.


Menurutnya, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, Kalimantan Barat memiliki kuota pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga 95 MW, dengan bauran penggunaan EBT untuk PLTBio sebesar 69 MW dan 26 MW untuk PLTM (Hydro).

"Hingga tahun 2020 lalu, total bauran EBT  di Kalbar sebesar 53,28 %,  itu sudah termasuk pemanfaatan tenaga air yang digunakan oleh pembangkit listrik milik swasta, termasuk SESCO milik Malaysia yang turut memperkuat sistem interkoneksi Khatulistiwa," jelas Ari.

Ari juga mengatakan bahwa pihaknya membuka peluang sebesar-besarnya kepada calon pengembang untuk dapat ikut berpartisipasi dalam membangun pembangkit EBT dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik baik dalam bentuk Independent Power Poducer (IPP) maupun Excess Power. 

Hingga bulan Februari 2021 terdapat 1 IPP Biomass, yaitu PLTBm milik PT. Rezeki Perkasa Sejahtera Lestasi sebesar 10 MW yang mensuplai sistem interkoneksi Khatulistiwa sejak bulan April 2018 dan Excess Power Biogas milik PT. SEC Sambas sebesar 1 MW.

"Kami terus berupaya untuk mengeksplore potensi sumber-sumber EBT diberbagai lokasi yang ada di Kalimantan Barat. Kami juga senantiasa berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti calon pengembang, pemerintah daerah setempat, serta divisi-divisi PLN yang terkait pengembangan EBT agar mimpi kami untuk memiliki banyak pembangkit yang ramah lingkungan dapat segera terwujud," pungkas Ari.