Peringatan Harkannas, Bupati Muda Ajak Jaga Potensi Kelautan

Foto/Prokopim
Foto/Prokopim

Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mengajak masyarakat Kecamatan Batu Ampar untuk terus melestarikan potensi alam yang ada. Hal itu dikarenakan Batu Ampar merupakan kecamatan terluar di Kabupaten Kubu Raya yang memiliki berbagai potensi yang luar biasa khususnya di sektor kelautan dan perikanan. 


“Potensi ini tidak akan pernah habis hingga keturunan-keturunan kita seterusnya. Jika ini terus dijaga, maka hasilnya nanti akan melimpah,” kata Bupati Muda saat menghadiri Peringatan Hari Ikan Nasional (Harkannas) di Desa Batu Ampar, Kecamatan Batu Ampar, Senin (21/11).

Muda mengungkapkan dahulu masyarakat Kalimantan Barat sangat mengenal Batu Ampar dengan potensi  kehutanannya yakni kayu. Namun sumber itu kini sudah tidak bisa lagi dinikmati masyarakat karena sudah habis. Karena itu, dirinya mengajak semua pihak untuk merenung bahwa sumber daya alam yang ada akan habis jika tidak dijaga. 

“Untuk itu potensi yang ada di sini saat ini harus dijaga, maka ke depannya akan melimpah. Kita harus berpikir jauh ke depan untuk generasi-generasi kita,” ujar Muda. 

Muda mengatakan Kecamatan Batu Ampar memiliki daerah pesisir dan hutan mangrove yang luas. Keduanya  menjadi sumber keberadaan ikan yang takkan pernah habis. Hutan mangrove juga menjadi sumber oksigen. 

“Makanya banyak ikan, udang, dan kepitingnya. Mangrove itu ibaratnya pabrik oksigen,” kata Muda.  

Muda menuturkan sejak terbentuknya Kubu Raya pada 2007 silam, Kecamatan Batu Ampar menjadi penyumbang PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang cukup tinggi. Perputaran ekonomi di Batu Ampar juga cukup meningkat. Melihat kehidupan masyarakat di Batu Ampar, dirinya optimistis masyarakat dari  waktu ke waktu akan nampak tranformasinya, yakni yang tidak tahu menjadi tahu dan yang tadinya pasif akan bergerak.

“Yang dulunya tidak mementingkan gizi, ke depannya akan lebih mementingkan gizi untuk generasi. Misalnya dulu ikan yang tidak bagus saja dibawa pulang, ke depannya tidak akan seperti itu. Karena investasi untuk anak-anak kita harus lebih kita utamakan,” ujarnya.

Selain memiliki berbagai potensi, Muda juga mengapresiasi heterogenitas masyarakat Batu Ampar. Selain itu peradaban masyarakat nelayan di Batu Ampar sejak dulu sudah berhubungan dengan masyarakat dari  luar.

“Ini modal sosial yang sangat baik, keberagaman yang sangat tinggi, multietnis, itulah kekayaan kita yang luar biasa. Inilah yang harus kita syukuri,” ujar Muda.

Kepala Desa Batu Ampar Heri mengatakan olahan hasil perikanan merupakan komoditas yang digalakkan oleh pemerintah sebagai upaya mencerdaskan generasi bangsa. Sekaligus komoditas ekonomi yang memiliki tren sebagai sumber penghasilan masyarakat khususnya di Desa Batu Ampar.

“Untuk itu kita harus memotivasi masyarakat, ayo konsumsi ikan secara teratur, untuk membentuk generasi unggul, sehat, dan cerdas,” ajaknya.

Heri mengatakan keberadaan ikan sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat disebabkan adanya nelayan. Jika tidak ada nelayan, maka masyarakat  secara umum tidak akan bisa mengonsumsi ikan.

“Tidak ada nelayan tentu tidak akan ada ikan di pasar. Tidak ada nelayan tentu tidak akan ada ikan di meja-meja makan kita,” katanya.

Heri menambahkan, masyarakat nelayan di Desa Batu Ampar sekitar 385 Kepala Keluarga (KK). Ia berharap potensi perikanan di Batu Ampar dapat terus meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

“Pekerjaan sebagai nelayan ini adalah pekerjaan yang berisiko tinggi, terutama pada musim saat ini, (gelombang tinggi) mereka berhenti melaut untuk sementara. Jadi tanpa nelayan, ikan dan protein akan sulit kita dapatkan,” tuturnya.

Sebagai informasi, peringatan Hari Ikan Nasional di Desa Batu Ampar ini digelar oleh Yayasan Hutan Biru (Blue Forest) bekerja sama dengan Pemerintah Desa Batu Ampar dan sejumlah pihak lainnya. Dalam rangkaian kegiatan ini digelar juga lomba Photo Voice, Pameran Produk HHBK, Lomba Ikat Kepiting, Lomba Makan Ikan, Lomba Masak Ikan, Lomba Berbalas Pantun dan Lomba Mewarnai.