Revitalisasi UMKM, Kunci Bangkitkan Ekonomi Di Tengah Pandemik

Pemerintah pusat dan daerah diharapkan mereorientasi sektor ekonomi dalam menyikapi keadaan terkini pandemi Covid-19. Revitalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi kuncinya.


Saran itu disampaikan Sandiaga Salahuddin Uno di acara diskusi daring "Masa Depan Agropreneur! Peluang dan Tantangan,"pada Sabtu (11/7).

"UMKM memegang peranan penting dalam menjaga roda ekonomi di Jakarta, bahkan secara umum di Indonesia. Demi menghidupkan ekonomi masyarakat di tengah Covid-19, revitalisasi UMKM menjadi kunci" ujar dia.

Sandiaga mengatakan, UMKM yang menyumbang 97 persen lapangan kerja saat ini tengah menghadapi masa sulit dengan menurunnya penjualan, kendala permodalan, logistik yang tidak lancar, hingga ancaman gagal bayar yang berpotensi bermasalah pada sektor keuangan.

"Pemerintah perlu memprioritaskan kembali fokus ekonomi. Di setiap krisis, peran UMKM sangat besar untuk bangkit," ujar pendiri OK OCE tersebut.

Diakui, pemerintah sudah membuat paket kebijakan untuk membantu UMKM dengan anggaran Rp34,15 triliun. Namun kenyatannya, realisasi kebijakan itu masih rendah.

Dengan kondisi seperti itu, Sandi menyarankan pemerintah membalikkan tren. Caranya, dengan memberikan dukungan insentif dan serial paket kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.

Dalam kesempatan itu, Sandiaga mengajukan lima gagasan aman pangan di era pandemi. Pertama, menggenjot sektor pertanian untuk mengejar defisit dan mencegah krisis pangan.

Kedua, menumbuhkan ketahanan pangan mulai dari lingkup keluarga hingga bangsa. Ketiga, melipatgandakan kapasitas produksi pangan lokal.

Gagasan keempat, memperkaya food mix dengan bahan baku asli Indonesia, terutama ikan. “Terakhir, penerapkan teknologi, ciptakan green jobs untuk generasi muda,” ujar dia.

Sandi mengatakan, saat ini teknologi pangan sudah sangat maju. Dengan memanfaatkan teknologi mulai dari pembibitan hingga pasca panen, akan muncul lapangan pekerjaan baru di sektor pertanian.

“Bagaimana kita ciptakan lapangan kerja sehingga buruh tani bisa naik kelas. Dan data pangan nasional yang bisa meningkatkan lapangan pekerjaan,” tukasnya.

Gerakan Agropreneur

Pada acara yang sama, Founder KAHMIPreneur Kamarussamad mengatakan, ketersediaan bahan pangan menjadi kunci utama agar tidak akan ada kelangkaan pangan.

Di masa pandemi saat ini, ada beberapa sektor usaha tidak bisa tumbuh seperti real estate, financial service, pariwisata dan transportasi. Tapi ada juga bisnis yang menjadi kekuatan baru, yakni agrikultur.

“Indonesia belum mandiri memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Itulah mengapa perlu dikembangkan usaha agropreneur sebagai pilar penting ekonomi. Atas dasar itu kita dorong menjadi sebuah gerakan untuk membangkitkan semangat UMKM di bidang pertanian,” ujar Anggota Komisi XI DPR RI itu.

Kamarussamad menambahkan, Indonesia bisa belajar dari kesuksesan negara lain seperti Vietnam, Jerman, Taipei atau New Zealand dalam mengelola ketahanan pangan.

“Kebutuhan pangan ini adalah kunci utama sehingga tidak terjadi kelangkaan pangan,” tandas politisi Partai Gerindra itu.